Logo penggerak kebaikan
Logo Paragon
ThemeSetter

Menjadi Seorang Muslimah dengan Meneladani Siti Khadijah

3 April 2024 • Penulis: Ilfi Nurdiana • Editor: Amalia Azhari Jannah

Menjadi Seorang Muslimah dengan Meneladani Siti Khadijah

ParagonCorp menggelar kajian Ramadan di Masjid Raya Sumatera Barat, pada Kamis, 28 Maret 2024 secara hybrid. Mengundang penceramah Ustadzah Oki Setiana Dewi, kajian ini mengangkat tema “Teruskan Langkah Baikmu” untuk merayakan keberanian dan ketangguhan para perempuan dalam menghadapi ujian hidup. 

Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu).” (QS. An-Najm ayat 39-42).

Sebagai seorang muslimah, tentu saja banyak lika-liku kehidupan yang harus kita hadapi. Namun, sebanyak apapun cobaan menerpa, kita harus mampu bangkit dan menjadi pribadi yang lebih kuat. Dalam menghadapi segala ujian, rintangan, dan keterpurukan, seorang muslimah hendaknya berpegang teguh pada janji Allah SWT dan percaya akan balasan kemudahan yang akan datang setelah kesulitan. 

Mengambil kisah dari Siti Khadjiah RA, terdapat beberapa poin penting yang dapat seorang muslimah teladani dari kisahnya. Selain sebagai seorang muslimah dan istri pertama Rasulullah SAW, ia juga merupakan perempuan pertama yang masuk Islam. Khadijah memiliki beberapa julukan semasa hidupnya seperti, Ummul mu’minin atau ibunya orang-orang beriman, At-Thaahirah yaitu perempuan suci atau perempuan yang selalu menjaga dirinya, Sayyidah Nisa’ Quraisy yaitu pemuka perempuan Quraisy, dan juga Sayyidah Nisa Al-Alamin yang berarti pemuka perempuan seluruh dunia. 

10 Keutamaan Siti Khadijah

Sebagai salah satu perempuan mulia, Khadijah memiliki beberapa keutamaan di antaranya:

-Lahir dari keluarga terhormat: Khadijah merupakan orang yang sangat dihormati di kalangan Quraisy, terlebih lagi karena ayahnya tidak mengikuti kebiasaan yang berlaku pada zaman tersebut seperti mengubur bayi perempuan hidup-hidup.

-Sejak awal tidak menyembah berhala suku quraisy: Hal ini terungkap ketika Khadijah menghadiri festival kaum Quraisy dan ia tidak ikut menyembah berhala di saat perempuan lainnya menyembah. 

-Perempuan kaya raya: Ia mampu memutar uang ayahnya menjadi bisnis yang handal. Dan dengan hartanya ia membantu dakwah Rasulullah SAW. Hal ini juga yang dapat diteladani sebagai perempuan agar dapat menjadi muslimah yang berdaya.

-Meminang Rasulullah terlebih dahulu: Selain menjadi istri pertama, Khadijah juga merupakan perempuan yang meminang Rasulullah terlebih dahulu karena ia terkesan dengan kepiawaian Nabi dalam berdagang.

-Pendukung ummat: Khadijah dengan segala harta yang dimilikinya selalu mendukung dakwah Rasulullah SAW.

-Membenarkan wahyu dari Allah SWT: Khadijah ikut mencari tahu kebenaran wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.

-Sangat mencintai suaminya: Khadijah sangat mencintai Rasulullah SAW hingga akhir hayatnya dan terus menegaskan kesetiaannya.

-Memberikan Rasulullah anak: Ada 6 org anak yang lahir dari rahim Siti Khadijah, yaitu  Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum, dan Fatimah.

-Wanita terbaik: Rasulullah SAW bersabda “Cukup bagimu 4 wanita terbaik di dunia: Maryam binti Imran (Ibunda nabi Isa), Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah Istri Firaun.”

-Allah menitipkan salam melalui Jibril untuk Siti Khadijah: Jibril pernah datang kepada Rasulullah dan berkata “Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya.”

 

Mencontoh Siti Khadijah Sebagai Seorang Muslimah

Sebagai istri seorang Rasul, meskipun ia merupakan pedagang kaya raya, ketika di rumah Siti Khadijah akan menjadi makmum bagi suaminya. Khadijah juga kerap kali memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi Rasulullah SAW. Dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW bukanlah hal yang mudah, namun Khadijah dapat menjadi pemberi support  terbesar dan membuat Rasul senang setiap kali pulang ke rumah melihatnya.

Menjadi seorang perempuan tidak menghentikan langkah Khadijah menjadi wanita karir. Pada hakikatnya, perempuan diciptakan dari tulang rusuk dan bukan tulang punggung, sehingga harus dijaga. Namun terkadang kehidupan tidak berjalan sesuai idealnya. Menjadi wanita pekerja dan memberikan uangnya kepada keluarga, berarti perempuan tersebut mendapatkan 2 pahala, yaitu pahala sedekah dan silaturahmi. Siti Khadijah dengan hasil dari dagangannya terhitung memberikan sedekah untuk dakwah Nabi.

Menjadi perempuan rumah tangga juga merupakan posisi yang sangat mulia. Perempuan dapat multitasking untuk mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak-anak dan suaminya. Setiap detik yang dikerjakan oleh para perempuan akan bernilai pahala yang mulia. Hal ini juga sejalan dengan firman Allah SWT “Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).” (QS. An-Nisa’ Ayat 34)

Bulan Ramadan yang suci ini merupakan momentum yang tepat bagi perempuan untuk meneladani kisah Siti Khadijah di kehidupan sehari-hari. Dengan pahala yang akan berlipat ganda, mari kita terus lakukan hal baik untuk mendapat ridho Allah SWT dan menebarkan kebaikan kepada sesama. 

Bagikan artikel ini